Friday, March 19, 2010

Apakah Hasil Psikotest 100% Akurat Untuk Menentukan "NASIB" seseorang?

Beberapa hari tepatnya 120301 yang lalu pihak kantor meminta gw untuk ikut Psikotest karna kebetulan gw udah genap 1 tahun kerja maka salah satu syarat mutlak untuk menjadi karyawan tetap adalah harus mengikuti Psikotest, dari hasil Psikotest tersebut gw akan dinilai apakah gw cocok atau tidak pada posisi jabatan yang saat ini gw handle yatu Staff IT.

saat test ada beberapa pertanyaan yang gw ingat, "Siapakah nama presiden pertama Indonesia?" - "Apa Mata Uang Negara Arab Saudi?" (beberapa pertanyaan  Test sekilas mirip pertanyaan yang ada di TTS hahahahah atau mungkin memang "nyomot" dari TTS ??? Who Knows ) - Test Persamaan gambar, Pauli Test (Test penjumlahan vertical. Yang menghitung urut dari bagian atas ke bawah) Test ini test itu ngitung ini ngitung itu dan bla bla bla lainnya....Everthing Is For Today dech...

Test tersebut menurut gw Mudah tapi jujur gw males ngerjain test -test tetek bengek itu (karna gw udah sering ikut psikotest - dan juga karna gw dulu sempet belajar Dasar Ilmu Psikologi hehehe )! walaupun Psikotest ini bertujuan baik untuk menilai menggambarkan orang seperti apakah kita.

Beberapa hari kemudian gw dipanggil oleh atasan gw untuk bicara "Empat Mata",  di tangannya terdapat map yang gw duga adalah hasil Psikotest beberapa hari  yang lalu (ternyata dugaan gw bener).

"Ini hasil Psikotest Kamu" di berikannya hasil psikotest ke tangan gw, gw buka map tersebut dan perlahan-lahan membacanya dan ternyata hasil psikotest gw sangat mengejutkan... disitu tertulis tebal kurang lebih isinya "Gw tidak berkompeten menjadi Staff IT" dalem hati gw ketawa "ahhahahahahaha" sekaligus syok ngeliat hasilnya.

"Berdasarkan hasil Psikotest tersebut maka kami (PT. Bla..bla..blaaa) memutuskan bahwa kamu harus dikontrak kembali selama 1 Tahun" saat muncul statement ini gw langsung jengkel. kenapa mereka hanya menilai gw dari hasil Psikotest tersebut? jadi selama ini gw mondar mandri sana sini, setting ini itu, ngajarin ini itu tidak menjadi bahan pertimbangan dasar. mereka lebih mengutamakan hasil Psikotest dari pada hasil karya, intelektualitas dan kerja keras gw selama ini.

Memang agak sedikit aneh, Saya sudah 3 kali ikut Psikotest, di 2 instansi sebelumnya gw udah pernah ikut Psikotest dan hasilnya memuaskan, hanya 1 ini yang hasilnya bener2 mengejutkan dan akhir akhir ini slalu bikin ganjel di otak gw. ketika gw mengikuti Psikotest sedikitpun gw gak ditanya mengenai "Micorosft Windows, Linux, Networking, Firewall, Dkk" lalu bagaimana pihak penyelenggara Psikotest bisa Menentukan bahwa gw tidak berkompeten menjadi Staff IT? Seberapa pentingnya pertanyaan-pertanyaan Psikotest itu masih memiliki valliditas untuk menjadi tolak ukur kemampuan seseorang? (Mungkin hanya Psikolog yang berkompeten yang bisa menentukan).


"Kamu tidak cocok Kerja di air..." => gw ketawa mulu kalo liat/denger iklan ini nih, itulah hebatnya manusia jaman sekarang. mereka bisa menentukan "Nasib" seseorang berdasarkan sebuah SMS, ataupun melalui sebuah kertas hasil Psikotest. huss mulain ngaco omongan gw nih kl ada yang kesindir bisa repot nanti bisa kaya kasusnya Ibu Prita heheheh . Ok akan gw buat tulisan ini  enak dibaca oleh semua kalangan dan mengambil sisi positif dari seluruh rangkuman cerita diatas.


========================== Start Here ==========================


Saya tidak mau menerima mentah-mentah hasil Psikotest tersebut, jika anda dikategorikan sebagai orang yang "Bodoh, Idiot dan bla bla bla lainnya " berdasarkan hasil Psikotest apa yang akan anda lakukan? apakah anda akan menerima begitu saja? tentu saja tidak. karna manusia tidak bisa di nilai seluruhnya begitu saja hanya pada test yang membutuhkan waktu kurang lebih  6 jam.

Pertanyaan yang digunakan saat Psikotest juga menurut saya pribadi tidak bisa 100% menjadi tolak ukur, anda pasti pernah melihat buku mengenai Tips & Trik lulus Psikotest di toko toko buku, siapapun bisa membacanya dan akhirnya validasi dari psikotest bisa diragukan uppsss maaf maksud saya bukan diragukan tapi tidak bisa di jadikan acuan 100% untuk menentukan "Nasib" seseorang.

Dan saya sungguh menyayangkan beberapa instansi perusahaan di indonesia masih sangat 'meng-agung-agungkan' hasil psikotest ini. dan akibat dari hasil Psikotest tersebut seseorang  bisa tidak diterima, dimutasi, atau bahkan di berhentikan menjadi karyawan, atau lebih parahnya lagi  tidak bisa diangkat menjadi karyawan tetap dan terus menerus di kontrak selama staff tersebut belum lulus Psikotest ;)  tanpa memperhitungkan aspek-aspek lainnya seperti hasil kerja, skill, keteramplian, dll.

Jadi siapapun anda yang membaca artikel ini, jangan berkecil hati jika suatu saat anda tidak lulus Psikotest, jika perusahaan anda tetap meng-kontrak anda sebelum anda lulus Psikotest, atau menunda kenaikan jabatan anda, jangan berkecil hati, masih banyak instansi lain yang masih mementingkan Skill anda ketimbang hasil Psikotest mungkin anda memang  belum cocok pada posisi tersebut.

Bagi anda yang bidangnya bergerak dibidang "Human Resources Department" janganlah kalian menentukan "Nasib" seseorang berdasarkan hasil Psikotest dan jangan memberikan jangka waktu yang lama untuk memperbaiki hasil Psikotest (seperti yang saya alami, karna tidak lulus Psikotest terpaksa di kontak 1 tahun, dan tahun depan baru berikutnya boleh mengikuti psikotest lagi. jika gagal lagi ya di kontrak lagi :p )

Dan jika anda adalah seorang Psikolog, pikirkan baik-baik keputusan yang anda berikuan karna anda harus bertanggung jawab sesuai apa yang anda "Kumandangkan" pikirkan baik-baik keputusan anda karna keputusan anda bisa menentukan "Nasib" seseorang.

Psikotes itu memang penting tapi tidak mutlak untuk dijadikan tolak ukur "Nasib" seseorang, kenapa? karena Kerja keras, Skill, Hasil karya, Pengalaman kerja dan intelektualitas Jauh Lebih Penting!!!
  
========================== End Here ==========================

3 comments:

bangaw said...

kalo menurut gw yang masih awam banget sama kaya gitu2an..mungkin benar tes seperti itu tidak harus selalu jadi patokan..tapi apa perusahaan punya waktu untuk menilai kinerja kareawannya satu persatu..mungkin saja bisa karna banyak caranya..tapi menurut gw dan yang jadi pertanyaan..bagaimana si perusahaan tes tersebut bisa membuat perusahaan itu yakin kalo tes seperti itu bisa menentukan kinerja seseorang?mungkin psikologinya benar2 digunakan untuk membuat yakin pemilik perusahaannya kalo tes itu memang dapat di percaya..adakah pemahaman yang mendasar tentang hasil tes tersebut bila tes tersebut 70% akurat...bagaimana mungkin skala dari sifat manusia yang begitu beragam di perkecil dalam sebuah tes...yang di jadikan patokan!!
sebenarnya tes itu memang benar2 nyata atau hanya alibi perusahaan untuk membuat kontrak yang lebih panjang dengan pegawai..tanpa terikat dengan tunjangan2 lain yang harusnya menjadi hak dari pegawai tetap dan melepaskan diri dari aturan depnaker!!!

Anonymous said...

Psikotest ini bertujuan baik untuk menilai menggambarkan orang seperti apakah kita, tapi apakah akurat ???? emang tujuanya bagus. tapi dalam melakukan Psikotest orang itu harus bener2 enjoy terbebas dari pikiran apapun dan kalau dipaksakan ya hasilnya pasti kurang akurat dan tidak mengambarkan sifat orang, jadi percuma aj dilakukan pesikotest, cuma buang2 uang dan buang - buang waktu aj, yang seharusnya uang & waktu tersebut bisa digunakan untuk yang lain yang lebih bermanfaat.

Anonymous said...

Sangat setuju dengan komentar diatas. Sekarang misalnya aja ada orang yang kurang bagus hasil tes psikologinya dikarenakan dia memiliki beban pikiran keluarga yg kurang mampu misalnya, bukan karena kecerdasannya kurang. Sungguh sangat disayangkan perusahaan yang masih meng agungkan test psikologi dalam rekrutmennya.